Apps Review - Cerita Lebaran dan SayTaxi

Hari pertama beraktifitas setelah lebaran. Pastinya macet dong ya dijalan, apalagi di Jogja. Dikarenakan barang bawaan yang banyak ala emak-emak, saya memutuskan untuk enggak naik TransJogja seperti biasanya. Agak sesumbar dikit nih, saya mau naik taksi aja. Dikarenakan dari terminal Jombor banyak taksi abal-abal, maka saya memutuskan untuk move-on ke McD di perempatan fly-over Jombor. Yah, itung-itung sekalian makan disana.

Sambil makan, saya iseng untuk download aplikasi SayTaxi. Saya melihat iklannya ketika saya berlari waktu TNR, di beberapa taksi depan hotel Phoenix. Mungkin apps ini sama kali ya dengan GrabTaxi dan UberTaxi yang hits di Jakarta. Tapi di Jogja dua apps itu nggak ada. Mungkin kiranya dua vendor itu Jogja nggak berkembang kali ya.


Tampilan SayTaxi

Setelah download selesai, saya diminta untuk memasukkan informasi seperti biasa (apalagi kalau bukan register dulu), yang kemudian diverifikasi melalui nomor handphone. Cukup simple sih untuk workflownya: register > pin the location > find taxi nearby, dan nantinya si taksi datang deh di tempat kita berdiri. Selain itu, SayTaxi ini sudah terintegrasi dengan GoogleMaps, yang dijamin nggak pakai nyasar-nyasar pula taksi yang kita pesan. Kita juga bisa melakukan tracing dimana taksi yang kita pesan. Untuk pembayaran, di menu tersebut ada pilihan bayar dengan kartu kredit, tapi saya pakai cash aja.


Taksi dengan gambar bonbin di belakangnya

Nah, tidak beberapa lama menunggu, taksi yang saya pesan sudah datang. Wow banget karena untuk pertama kalinya menggunakan apps ini cukup memuaskan. Saat itu, taksi yang saya dapatkan adalah Jas Taxi (Taksi Avanza Hitam yang gambar belakangnya ada Gembira Loka Zoo itu lho). Dan ternyata, tidak cuma saya saja yang heboh buat ngomentarin si SayTaxi ini. Bapaknya supir juga heboh sendiri buat pakai SayTaxi.


Di dalam tabletnya, dipasangin tablet 7 inchi buat pak sopir

Perjalanan dari Jombor ke rumah sebenarnya tidak begitu jauh, hanya sekitar 30 menit menggunakan taksi. Namun apadaya, dikarenakan saya dan bapaknya supir taksi heboh ngeributin aplikasi ini, alhasil kami agak lama karena iseng-iseng mencoba order-cancell-order-cancell berkali-kali sambil melihat kecepatan, akurasi, dan eror di aplikasi ini. Yakali, mungkin si bapak anak IT-man ala-ala saya yang sering banget dapet projekan bug-fix dan error checking. Dan ternyata di sisi user1 (UI driver) terkoneksi  baik dengan sisi user2 (UI penumpang).

Dikarenakan aplikasi ini bukan sebuah e-commerce, tapi lebih kepada utility, saya nggak banyak komentar sih. Karena kalau aplikasi utility itu, pada umumnya akan lebih bagus kalau simple dan minim eror, dan di SayTaxi ini sudah mengakomodir kebutuhan saya dan pak supirnya.


Postingan populer dari blog ini

6 Dokumen yang Harusnya Gak Perlu Pas Ngelamar Kerja.

Gambaran Umum tentang "Career Path" si Kutu Loncat

Mengapa Biaya Makan di Tiap Kota Beda-beda?