Rainbow Act: Biasa Aja Tuh!


Beberapa waktu yang lalu, pemerintah US mengumumkan untuk pelegalan pernikahan sesama jenis di negara mereka. Selanjutnya, banyak di sosial media kita, mengunggah foto profil dengan nuansa pelangi, untuk merayakan hal tersebut. Hal ini sebenarnya tidak terlalu mencengangkan bagi saya, dikarenakan beberapa waktu yang lalu sudah banyak negara bagian di negara tersebut melegalkannya. Bahkan beberapa negara lain di Eropa, telah mempelopori hal tersebut. Namun baru sekarang di halaman facebook saya ramai perbincangan  tentang hal tersebut, dari segi agama, science, budaya, hingga hal-hal yang nggak mutu. 

Jadi hal tersebut menurut saya nggak surprising. Di acara TV favorit saya, GLEE, sudah menayangkan beberapa cerita mengenai Kurt dan Blain, serta Santana dan Britanny, yang akhirnya menikah di season 6. Dan menurut saya sah-sah saja karena itu hanyalah gambaran dari sebagian kehidupan Amerika (dan masyarakat dunia), yang digambarkan dalam film. Selain itu, untuk yang real life, saya punya beberapa teman gay, dan mereka pada umumnya memiliki kehidupan seperti orang-orang biasa. Mereka juga makan seperti biasa, kuliah seperti biasa (bahkan lebih pintar), dan memiliki karir yang lebih cemerlang daripada saya. Saya pun dulu pernah bercerita tentang hal tersebut dengan pacar saya, kalau teman terdekat kami (yang gay) tersebut menikah, kami akan rela membuang uang untuk datang ke pernikahan mereka, dan tentu saja hal tersebut sangat mahal bagi kami yang kerja seadanya. Ini merupakan bentuk dukungan saya kepada dia. (PS. pacar saya wanita)

Saya orang yang mendukung salah gerakan pelangi, karena menurut saya kehidupan tidak akan ada yang tahu kedepannya. Saya mungkin bisa suka dengan siapa saja, atau bahkan tidak menikah sama sekali. Namanya juga kehidupan orang lain. Dan yang menghujat pada umumnya nggak pernah merasakan hal yang dihujatnya. Saya memang belum pernah berpacaran dengan sesama jenis, belum akan berencana juga, dan tidak tahu. Menurut saya menghormati apa yang orang lain pilih adalah pilihan yang tepat tanpa harus menjadi mereka. 

Mendukung gerakan ini, bukan berarti harus ikut menjadi LGBT, karena urusan hati tidak dapat dipaksakan. Selain itu jika kamu sudah menjadi LGBT, kamu harus pintar-pintar menata masa depanmu karena pasti tidak semua orang dapat menerima hal tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

6 Dokumen yang Harusnya Gak Perlu Pas Ngelamar Kerja.

Gambaran Umum tentang "Career Path" si Kutu Loncat

Mengapa Biaya Makan di Tiap Kota Beda-beda?