Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2015

Jalan - Jalan - Jogja: Area Sleman Timur

Gambar
Ketika kamu jalan-jalan di daerah Prambanan (perbatasan DIY dan Jawa Tengah), maka yang kamu pikirkan pertama adalah Candi Prambanan aja. Candi tersebut memang berada di perbatasan Sleman dan Kalasan, dan kalau kamu pergi naik TransJogja, kamu bisa turun di paling ujung pemberhentian TransJogja. Sayangnya, kalau mau masuk Candi Prambanan, bayarnya cukup mahal, yaitu Rp30.000 untuk wisatawan lokal, dan Rp 171.000 untuk wisatawan manca (tahun 2015). Karena saya agak bule, pastinya ogah buat bayar segitu karena lebih mending beli ayam geprek 17 piring.  Tahukah kamu kalau ada berbagai tempat alternatif disekitar Prambanan yang murah meriah dan bagus buat difoto? Berikut diantaranya 1. Candi Sari Kalau dari arah Yogyakarta Kota, via Transjogja, pemberhentian pertama yang tepat adalah Candi Sari. Ancer-ancernya setelah RM Mbok Berek, sebelum jembatan Selokan Mataram. Candi ini merupakan Candi Budha. Menurut info yang ada, Candi ini dulu sebagai asrama para pendeta Budha di a

6 Alasan Kamu Harus Ikut Night Run

Gambar
Olahraga berlari, belakangan ini sedang nge-tren di kalangan anak muda Indonesia. Lima tahun yang lalu, kalau ngeliat orang lari di jalan-jalan protokol, pastinya kamu bakal nggak jauh-jauh ngira kalau dia lagi (1) dikejar preman atau polisi, (2) ketinggalan bus atau kereta, (3) maling. Tapi sekarang, olahraga ini menjadi happening, karena semua orang bisa ikut kegiatan ini. Pernah dateng night-run? Meski nggak melulu kompetisi, ada juga kegiatan rutin lari malam untuk sekedar mencari keringat saja. Di berbagai kota besar di Indonesia, ada komunitas Indorunners yang menjadi pelopor kegiatan night run ini, seperti di kota Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Buat yang belum pernah ikutan, coba aja, karena kegiatan ini banyak manfaatnya bagi kamu. Berikut beberapa alasan mengapa kamu harus ikut night-run di kota kamu berada. 1. Sarana Berolahraga Menjaga Kesehatan Namanya juga night-run, pastinya disana kamu bakal olahraga lari dong. Jangan lupa ketika berla

Apps Review - Cerita Lebaran dan SayTaxi

Gambar
Hari pertama beraktifitas setelah lebaran. Pastinya macet dong ya dijalan, apalagi di Jogja. Dikarenakan barang bawaan yang banyak ala emak-emak, saya memutuskan untuk enggak naik TransJogja seperti biasanya. Agak sesumbar dikit nih, saya mau naik taksi aja. Dikarenakan dari terminal Jombor banyak taksi abal-abal, maka saya memutuskan untuk move-on ke McD di perempatan fly-over Jombor. Yah, itung-itung sekalian makan disana. Sambil makan, saya iseng untuk download aplikasi SayTaxi. Saya melihat iklannya ketika saya berlari waktu TNR, di beberapa taksi depan hotel Phoenix. Mungkin apps ini sama kali ya dengan GrabTaxi dan UberTaxi yang hits di Jakarta. Tapi di Jogja dua apps itu nggak ada. Mungkin kiranya dua vendor itu Jogja nggak berkembang kali ya. Tampilan SayTaxi Setelah download selesai, saya diminta untuk memasukkan informasi seperti biasa (apalagi kalau bukan register dulu), yang kemudian diverifikasi melalui nomor handphone. Cukup simple sih untuk workflownya:

Apps Review - Promo THR XENDIT

Gambar
Foto ini diambil saya untuk promo Xendit di IG Puasa memang sering nggak produktif. Begitu pula dengan saya yang sosialita dan nganggur bingo ini, ya kerjaannya hanya sahur dan menunggu waktu buka. Ketika saya sedang online facebook, ada seorang ekspatriat yang posting di grup StartUp Indonesia. Dia, Casey Lord, berasal dari US dan dia meminta tolong di grup untuk mencoba aplikasi buatannya, XENDIT. Saya tertarik dengan tawaran Casey pada saat itu, dan saya pun mengkontaknya via FB messenger, dan tanggapannya sangat menarik, seperti beberapa teman US saya. Dikala teman-teman SUI berkomentar minta fee tinggi untuk tester pada postingan Casey, saya nggak kepikiran sampai situ. Yang saya pikirkan adalah bagaimana aktivitas saya menjadi produktif selama puasa, dan akhirnya saya menyetujui untuk membantu Casey mereview aplikasinya. User Interface dari Xendit pas awal-awal dibikin As usual, yang saya lakukan ketika apps checking adalah user interface dan user  expe

Hati-hati dengan LinkedInmu

Gambar
Sebagai anak yang kekinian tapi menjunjung tinggi profesionalitas, pasti dong punya LinkedIn. Jejaring sosial yang satu ini memang dikhususkan untuk networking secara profesional di dunia maya. Terlebih kalau kamu kerjanya di perusahaan2 besar di bidang teknologi, punya LinkedIn mah wajib banget dimiliki, bahkan sampai2 dibikinin sama HRD nya seperti di kantor saya dulu. Hati-hati jika bermain dengan LinkedIn! Itu saran saya, jika kamu newbie atau baru mau akan bikin akun ini. Terlebih jika kamu freshgraduate . Berikut beberapa alasannya: User LinkedIn itu profesional, tapi sensitif, dan banyak yang haters.  Kalau kamu ngira Path adalah yang sensitif, kamu pasti belum pakai LinkedIn. Di path, teman-teman yang udah mapan dan kaya sesumbar pasti sering-sering update status disini. Terlebih beberapa teman atau koneksi kamu yang udah manajer tinggi. Dia bakal sering update status "now hiring: like to get some job opportunities" atau apa lah. Nah pastinya kamu bete kal

Rainbow Act: Biasa Aja Tuh!

Gambar
Beberapa waktu yang lalu, pemerintah US mengumumkan untuk pelegalan pernikahan sesama jenis di negara mereka. Selanjutnya, banyak di sosial media kita, mengunggah foto profil dengan nuansa pelangi, untuk merayakan hal tersebut. Hal ini sebenarnya tidak terlalu mencengangkan bagi saya, dikarenakan beberapa waktu yang lalu sudah banyak negara bagian di negara tersebut melegalkannya. Bahkan beberapa negara lain di Eropa, telah mempelopori hal tersebut. Namun baru sekarang di halaman facebook saya ramai perbincangan  tentang hal tersebut, dari segi agama, science, budaya, hingga hal-hal yang nggak mutu.  Jadi hal tersebut menurut saya nggak surprising. Di acara TV favorit saya, GLEE, sudah menayangkan beberapa cerita mengenai Kurt dan Blain, serta Santana dan Britanny, yang akhirnya menikah di season 6. Dan menurut saya sah-sah saja karena itu hanyalah gambaran dari sebagian kehidupan Amerika (dan masyarakat dunia), yang digambarkan dalam film. Selain itu, untuk yang real life,