Pelajaran Berbagi yang Benar-Benar Berbagi


Pasti pernah dengar quotes "Sebagian dari Rejekimu adalah Milik Orang Lain", dan kemudian quote ini menjadi hits waktu bulan puasa biar kita banyak beramal, yang pada akhirnya kita banyak membuang uang untuk bersodaqoh, memberi uang ke pengemis jalanan, baksos gede2an ke panti asuhan, dsb.
Sebagai orang yang sangat rasional (namun bukan berarti atheis, meski sering terlihat demikian), saya memiliki pandangan lain mengenai hal tersebut. Berbagi rejeki bukan berarti memberikan uang cuma2 kepada pengemis, pengamen, meski mereka butuh itu. Saya lebih sepakat jika saya membeli produk atau jasa dari orang-orang disekitar saya.

Pengalaman menarik, satu tahun lalu, ketika saya membantu seorang teman dalam memperbaiki start-up di bidang ticketing tour dan travel. Dengan modal seadanya, ia mencoba menopang hidup keluarganya melalui berjualan tiket pesawat & KA. Karena saya sekolah di kampus bisnis (yang sangat prestisius di Indonesia), saya selalu membuat perencanaan dan proyeksi keuangan sebelum mengeksekusi setiap aktivitas bisnis. Dan tentu saja, saya membuat skema pesimis disetiap aktivitas bisnis tersebut.

Hal yang sangat mengejutkan dimana bisnis teman saya (yang saya bantu), selalu mendapatkan skema negatif dalam penjualan enam bulan sejak saya handle, meski ada peningkatan. Belum lagi karena bisnis ini baru dimulai, tentu puluhan juta telah dikeluarkan. Kemudian saya bertanya kepada dia "apa yang akan anda lakukan selanjutnya?". Dia menjawab, "Saya tidak akan keluar dari bisnis ini, karena saya dan keluarga mau makan apa nantinya"

Dari pengalaman tersebut, saya berpikir bahwa jika saya dan teman-temannya tidak membeli tiket di dia, tentu ia tidak bisa makan dan menghidupi keluarganya. Dan dari situ, saya berkomitmen untuk membantu teman2 saya dengan membeli produk/jasa yang mereka jual. Karena disitulah, kita berbagi kehidupan.
Bersyukurlah kamu yang beruntung kerja sebagai konsultan, kementrian, BUMN, atau bank, karena kamu akan mendapatkan unlimited future investment, dan fixed sallary plan. Dalam berbisnis, semua uncertain, termasuk kehidupan owner sendiri. Oleh karena itu, mari benar-benar berbagi dengan "inner circle"-mu, untuk kehidupan mereka yg lebih produktif.

Saya pelit? Iya pakai banget! Tapi ada benarnya juga kan pandangan saya.

PS: Saya nggak lagi ngisi pengajian lho.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

6 Dokumen yang Harusnya Gak Perlu Pas Ngelamar Kerja.

Gambaran Umum tentang "Career Path" si Kutu Loncat

Mengapa Biaya Makan di Tiap Kota Beda-beda?