Start-Up, Jangan Remehkan Lulusan Sekolah Bisnis Ya!



Beberapa waktu yang lalu, saya berdiskusi dengan GM saya mengenai isu pembubaran beberapa start-up dikarenakan oleh gagal dalam mengelola dana. Padahal di dalamnya pasti ada anggota tim yang merupakan lulusan sekolah bisnis ternama. Singkat kami, ini pasti karena tidak diperhatikannya tim bisnis yang ada di dalam kelompok tersebut.

Ada kalanya para founder memperhatikan bahwa dalam start-up business ini juga memperhatikan anggota tim lulusan sekolah bisnis. Mengapa?

1 . Bisnis Teknologi tidak Melulu Berbicara Mengenai Kehebatan Teknologi
Meski core business untuk start-up adalah menawarkan layanan dengan teknologi sulit, bukan berarti orang bisnis tidak berhak ikut campur. Terkadang beberapa start-up dengan ego founder teknologi tinggi selalu mengabaikan pendapat founder bisnis. Beberapa ajaran salah juga dari mahzab yang digembor-gemborkan dalam training singkat start-up, bagian bisnis itu hanya penting ketika produk sudah jadi, dan tinggal hard sales saja. Nah, mindset ini yang salah. Karena sebenarnya, orang bisnis-lah yang merencanakan bagaimana bisnis itu berjalan, bagaimana monetisasi, maupun bagaimana berhadapan dengan pelanggan maupun partner. Ini yang tentunya, tim teknologi tidak bisa lakukan dalam sekali waktu.

2 . Lulusan Sekolah Bisnis Bukan Berarti Tidak Berguna.
Kata beberapa teman start-up pemula, “Ngapain cari orang bisnis? Kan bisa dikerjain sendiri sambil ngoding! Lagipula orang bisnis ngak punya skill spesifik karena bisa dikerjakan oleh semua orang bahkan yang nggak kuliah sekalipun
Well, kalau ada yang nemu orang kayak gini lagi, saya sumpahin start-up nya rugi tujuh turunan!
Sebenarnya ini lucu banget, karena bagaimana bisa, bisnis berjalan tanpa orang bisnis, atau orang dengan lulusan bisnis di  dalamnya. Sekarang apabila kondisinya dibalik, kira-kira orang teknikal bisa nggak ya bikin financial statement, market analysis, market plan, budget dan forecasting, operational plan. Ini juga skill lho, semua orang bisa bikin, tapi tanpa adanya pengalaman bisnis, semua itu cuma itung-itungan nggak berarti. Karena eksekusi nya akan lebih menantang dan disini skill dan intuisi para lulusan sekolah bisnis diuji.

3 . Tim Bisnis bukan Cuma Bekerja untuk Update Status Sosial Media atau Hard Sales
Oke, start-up sudah meng-hire orang alumni sekolah bisnis. Tapi kerjaannya paling mentok adalah update status sosial media dan hard sales.
Ya, mungkin ini yang beberapa orang teknikal ketahui pohon pekerjaan untuk lulusan manajemen, bisnis, akuntansi. Biasanya, start-up masih sensitif masalah keuangan, sehingga bagian akuntansi pasti banyak dikerjakan oleh founder sendiri.
Kalau pengalaman dari beberapa start-up yang saya amati, pada dasarnya ada dua grup besar untuk membuat start-up besar. Pertama adalah teknikal, dan kedua adalah bisnis. Dalam tim bisnis sendiri ada beberapa pekerjaaan utama seperti sales, marketing, service, finance, operation. Nah, jika masih berpikir bahwa tim bisnis kerjaannya hanya update status dan hardsales aja, bagaimana beberapa pekerjaan tersebut selesai?

4 . Mahal? Belum Tentu.
Pada akhirnya, muncul suatu debat lagi mengenai orang bisnis ini. Mereka mahal?!
Belum tentu juga menurut saya. Karena pada dasarnya jika kita membayar mahal, maka kita juga akan mendapat keuntungan yang setimpal. Bahkan alumni sekolah bisnis nggak lebih mahal dari developer iOS lho. Mungkin kurang banyak bermain dengan teman-teman alumni sekolah bisnis, jadi mikirnya semua orang bisnis adalah semahal konsultan Accenture, Nielsen, atau McKinsey.

Saya sendiri, sebagai alumni sekolah bisnis terkemuka di dunia (baca: MBA) juga merasa miris. Kadang di industri teknologi ini, kami memang selalu di nomor duakan. Paling-paling mentok jadi manajer (kalau di start-up) dan gajinya pun nggak akan lebih tinggi dari android developer. Barulah ketika ada kasus miss-management yang bikin usaha bangkrut, kami paling cepat disorot karena kami orang front-line bagi partner dan pelanggan.


Jika masih memiliki mindset seperti ini, mending kerja di korporat bukan? Jangan dipersulit sih!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

6 Dokumen yang Harusnya Gak Perlu Pas Ngelamar Kerja.

Gambaran Umum tentang "Career Path" si Kutu Loncat

Mengapa Biaya Makan di Tiap Kota Beda-beda?