Gambaran Umum tentang "Career Path" si Kutu Loncat



Setiap tahun di kampus saya, setidaknya ada empat kali periode wisuda, Januari, April, Agustus, Oktober. Nggak bisa dibayangkan kan, berapa banyak di Indonesia ini menelurkan wisudawan baru, baik diploma, sarjana maupun paska sarjana. Apapun itu, wisuda merupakan selebrasi yang wajib dirayakan, karena datangnya cuma sekali dalam setahun.

Beberapa adik angkatan saya di kuliah, sering bertanya mengenai "baiknya gimana nih habis wisuda? mau ngapain atau kerja dimana?". Dan saya sendiri sebagai generasi Y (sekarang generasi Z), nggak bisa menyimpulkan enaknya kerja dimana, karena saya sendiri merasa nggak sukses buat urusan karir. Padahal saya-nya dulu kerja di Career Network Center, which is HR Consulting yang ngurusin orang cari kerja. Namun, saya nggak mau adik-adik angkatan saya mengikuti langkah yang sama.

Generasi Y dan Z, pada umumnya suka berpindah kerja. Sering pindah kerja ini, sering disebut kutu loncat (aku sih nggak suka dengan istilahnya, karena ini istilah dari generasi X). Jika berpindah merupakan suatu kebaikan (bisa gaji lebih, tunjangan lebih, mapun kenyamanan kerja lebih), mengapa tidak?

Setelah mengamati beberapa tahun kebelakang ini dan proyeksinya kedepan, saya memiliki beberapa pandangan mengenai karir ini, khususnya jika kamu berminat bekerja di korporasi dan tipe-tipe kutu loncat. Baca nya urut ya, karena ada hitung-hitungan umurnya.

1. Mulailah dengan Perusahaan Multinasional
Ketika pertama kali lulus, daftarlah pada perusahaan multinasional yang sudah terpandang. Kalau nggak, perusahaan di luar negeri dulu. Pada dasarnya, perusahaan tersebut selalu merekrut fresh graduate untuk bergabung. Misalnya saja: PWC, Delloitte, Citi Group, P&G, atau Unilever. Mengapa kamu harus mendaftar di perusahaan tersebut? Karena nanti jika kamu lolos dan bekerja di perusahaan tersebut, kamu bisa belajar banyak hal, meski nantinya jika kamu nggak betah, at least skilland knowledge kamu sudah mumpuni banget. Ini juga merupakan strategi, dimana kamu hanya bisa masuk perusahaan ini pada batas waktu tertentu, yaitu saat fresh graduate.

Waktu kerja ideal: minimal 1 tahun (sebelum satu tahun jangan resign dulu)
Umur waktu resign: 23 tahun (1 tahun kerja)
Pengalaman kerja: 1 tahun
Jabatan saat ini: Staff

2. Perusahaan Multinasional yang baru Buka
Apabila nomor satu tidak berhasil, carilah perusahaan multinasional baru (baru buka di Indonesia), yang sudah terdengar gaungnya di luar negeri, Pada umumnya, mereka mencari orang fresh graduate atau orang yang telah memiliki pengalaman kerja satu tahun. Ini merupakan salah satu strategi perusahaan untuk menekan cost, dimana mereka masih dalam tahap set-up dan trial berbisnis di Indonesia. Pastikan kamu mendaftar pada perusahaan skala korporasi ya, jadi kamu bisa aman setidaknya sampai tiga tahun di perusahaan ini. Beberapa contohnya di tahun 2016 ini adalah Home Credit, Generali Insurance, dsb.

Waktu kerja ideal: 1 - 3 tahun
Umur waktu resign: 25 tahun (2 tahun kerja)
Pengalaman kerja: 3 tahun
Jabatan saat ini: Staff, Senior Staff, SPV

3. Bekerja di Start-Up 
Kamu udah bosan di perusahaan lama setelah bekerja dua sampai tiga tahun dan ingin berpindah? Start-Up dengan skala korporasi bisa menjadi solusi. Mengapa? Karena start-up korporasi bisa menjamin kamu dengan gaji yang ok, namun kamu harus berpengalaman terlebih dahulu jika ingin bergabung. Contoh dari perusahaan ini adalah Lazada, Zalora, Midtrans, dsb. Nah, karena di area ini kamu dapet duit yang lumayan, kamu bisa meluncurkan resolusi hidup kamu yang paling oke, yaitu menikah.

Waktu kerja ideal: 1 - 3 tahun.
Umur waktu resign: Kalau mau kuliah 27 thn (1 thn kerja) // 29 thn (3 thn kerja) buat lanjut kerja
Pengalaman kerja: 4 thn // 6 thn
Jabatan saat ini: Senior Staff, SPV, Manajer

4. Dua Pilihan: Kuliah S2 atau Kerja

4. a. Kembali ke Bangku Kuliah
Pada dasarnya kamu bisa kembali ke bangku kuliah (S2) kapan aja. Bisa ketika setahun setelah bekerja, atau 4 tahun bekerja. Namun menurut saya sih amannya, jangan sampai melewati umur 30 tahun, karena jika kamu ingin merubah karir kamu (kali-kali aja pengen jadi dosen atau jadi PNS) kamu masih bisa daftar. Menurut saya idealnya pada umur 27, karena kamu sudah punya uang sendiri untuk membiayai kuliah maupun biaya hidupnya. Syukur-syukur kalau bisa di luar negeri dan dapat beasiswa.

Waktu kuliah S2: 3 tahun
Umur lulus S2: 29 tahun
Pengalaman kerja: 4 tahun

4. b. Mencoba Kembali ke Korporasi
Setelah bertahun-tahun kamu kerja, dan sekarang kamu pengen kerjaan yang lebih settled. Cobalah untuk kembali mendaftar di korporasi. Karena di korporasi, kamu akan mendapatkan tunjangan yang ok, selain gaji yang ok. Selain itu, beberapa korporasi seperti Coca Cola, Danone, Unilever, CIMB, dan Commonwealth pada dasarnya banyak mencari mid management untuk perusahaannya. Nah di umur segini, ada baiknya kamu engga banyak pindah atau di-hijack karena umur-umur segini gambling banget.

Waktu kerja ideal: 5 - 10 tahun.
Umur waktu resign:  39/40 thn
Pengalaman kerja: 16 thn
Jabatan saat ini: Senior SPV, Manager, GM.

5. Mencoba Lebih Berani

5.a. Dibajak untuk Bekerja di Korporasi Lain
Kalau kamu nanti di umur 40 ingin mencoba tantangan lebih dan gak betah banget pengen resign, cobalah looking around di perusahaan Telco, Manufaktur, atau Kesehatan. Mereka pada umumnya masih welcome pada new-comers di usia tersebut. Disini kamu mulai harus nikmati masa-masa indah, sampai pensiun. 

Waktu kerja ideal: sampai pensiun.
Umur waktu resign:  55/65 (pensiun)
Pengalaman kerja: -
Jabatan saat ini: GM, VP, EVP,

b. Berwiraswasta dengan Pensiun Dini
Nah, karena pada akhirnya sama-sama pensiun, kamu bisa manfaatkan pensiun dini dan berwira usaha. Umur 40 thn adalah umur yang tepat karena kamu sudah dinilai sangat berpengalaman, dan kamu masih punya tenaga untuk melakukan banyak hal. Dilain sisi, isi kantong udah lumayan mapan, dan kamu sudah bisa menciptakan lapangan kerja sendiri.

Nah, demikian gambaran buat kamu yang bingung gimana mau kerja. Anyway, career path ini nggak valid kalau kamu jadi PNS, Dosen, atau BUMN ya. Karena pada umumnya, jenjang karirnya statis dan stabil pada satu bidang aja. Selain itu, ini merupakan jenjang karir yang gambling, karena pola bekerja selalu berubah, dan bagaimana masa depan siapa yang tahu. Pastinya Tuhan sudah memberikan rejeki sendiri-sendiri pada umatnya. Semangat kerja!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

6 Dokumen yang Harusnya Gak Perlu Pas Ngelamar Kerja.

Belajar dari X-Men Film Series