POWER OF POSITIVE THINKING: Lucky me!

Jadi beberapa waktu lalu, saya diharuskan untuk pulang ke Semarang dari training perusahaan telko di pucuk antah berantah, daerah Puncak, Bogor. Dikarenakan aturan main di perusahaan ini semua orang harus dinamis dan fleksibel, maka tempat training berada-pun dirahasiakan sampai-sampai, saya dan teman-teman satu tim bingung dan capek pindah-pindah. Nah, mengenai kepulangan saya ke daerah asal adalah suatu kewajiban, karena kakak saya menikah. Tantangan dimulai, dimana saya harus memetakan bagaimana saya pulang ke Semarang dengan ketidakpastian jadwal.

Pucuk antah berantah ala ala Twilight

Hari pertama training di daerah Puncak, saya mencoba memetakan wilayah. Pilhan pertama tentu saja Google Maps, dan ternyata wilayah saya berada sekitar 19KM dari stasiun kota Bogor, dan 59KM dari kota Jakarta (pusat). Nah saya pun mulai takut nggak bisa pulang karena menurut mbak-mbak frontliner tempat saya tinggal, bilang kalau nggak ada transport disini. Saya pun mulai mencoba menelpon BlueBird Taksi dan Go-Jek untuk memastikan, dan hasilnya, mereka nggak bisa jemput. Baiklah, saya semakin takut!

Hari kedua, saya sudah harus bisa memetakan saya akan berangkat dari Semarang via apa. Info dari teman-teman dengan program ini sebelumnya, bahwa hari kedua akan berpindah di Bandung. Ini sangat menguntungkan bagi saya, karena jika pindah ke Bandung, otomatis lebih dekat menuju akses ke stasiun atau bandara, dan pada saat itu, saya telah memegang tiket KA Harina jurusan Bandung – Semarang dan sebaliknya. Diluar dugaan, ternyata hari kedua tidak pindah kemana-mana, dan saya pun semakin dikejar untuk membeli tiket-tiket lainnya untuk berjaga-jaga. Akhirnya saya membeli tiket KA Eksekutif Jakarta – Semarang untuk malam hari, dan tiket pesawat NAM AIR CGK – Semarang. Pada hari itu, saya sudah memiliki 4 tiket.

Di hari ketiga, saatnya saya harus bisa pulang (kabur) ke Jakarta dan ini sangat gambling sekali. Beruntung pembicara training pada saat itu berhalangan hadir, dimana ini kesempatan bagi saya untuk menggunakan tiket KA Jakarta – Semarang dan terhindar dari kerugian tinggi. Pukul 18.00 saya berencana turun dari puncak, dan ternyata macet banget! Saya pun berinisiatif berlari 5 KM dari puncak, dan mencari ojek untuk mempercepat sampai ke stasiun Bogor. Akhirnya saya mendapatkan ojek, meski harus bayar Rp100rb, dan tak disangka lebih dari 19KM jaraknya. Semua berjalan mulus, dimana dari Bogor ke Gambir. Masalah tak kunjung kelar, dan ternyata si KRL nggak berhenti di Gambir. Dengan sisa waktu 30 menit, saya harus berlari sekitar 4KM dari Stasiun Juanda ke Stasiun Gambir, dan Lucky! Saya bisa mengejar kereta tersebut.

Hari ke-empat, lupakan urusan training, dan hari kelima, saya mulai struggling untuk bisa pulang ke Jakarta. Dicari di Traveloka, Tiket, dan semua provider travel, saya tidak dapat tiket kembali ke Jakarta. Iseng-iseng klik Garuda Indonesia, saya akhirnya dapat tiket dan harganya dong, mahal banget, Rp1,8 juta. Oh my! Oke, seenggaknya saya gak pusing buat balik ke Jakarta.

Well, setelah ditunggu dua jam, saya nggak dapat e-tiketnya, dan saya mulai panik, karena saya nggak tau berangkat jam berapa. Saya mencoba menelpon callcenter garuda, dan out of expected! Pesawat saya berangkat pukul 16.30, dan saya saat itu telepon pukul 16.00. Wow! Gila sekali! Dan saya minta ke CCO untuk menggeser jadwal saya dan refund, dan alhasil, itu bisa dilakukan tanpa bayar dengan biaya tambahan. Langsung saya berangkat ke Airport langsung setelah menelpon. Diluar dugaan juga, ternyata saya mendapat tiket kelas 1 business class dengan Garuda Indonesia. Ini sangat tidak diduga dan pengalaman pertama saya.

Sesumbar banget ini

Pesan dari artikel ini adalah "the power of attraction". Ada sih buku nya di toko buku terdekat, namun pada intinya, cobalah untuk berpikiran positif, dan nantinya, biarkan dunia yang akan mengatur kemudahan di setiap langkahmu. Jangan langsung menyerah, meski itu tidak mungkin, dan belum dicoba. :)

Postingan populer dari blog ini

6 Dokumen yang Harusnya Gak Perlu Pas Ngelamar Kerja.

Gambaran Umum tentang "Career Path" si Kutu Loncat

Mengapa Biaya Makan di Tiap Kota Beda-beda?